
Apindo: Hanya 4 persen UMKM Indonesia terhubung rantai pasok global
Selain itu, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional juga masih sangat berbatas hanya sebesar 15,7 persen. Kalau kita bandingkan dengan Thailand misalnya itu bisa sampai 29 persen
Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan, dari 66 juta UMKM di Indonesia, hanya 7 persen yang terhubung dengan rantai pasar domestik dan 4 persen UMKM mampu menembus rantai nilai global.
Shinta mengatakan bahwa angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, yang telah berhasil mengintegrasikan 20 persen UMKM-nya ke pasar global.
“Selain itu, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional juga masih sangat berbatas hanya sebesar 15,7 persen. Kalau kita bandingkan dengan Thailand misalnya itu bisa sampai 29 persen,” ucap Shinta dalam acara Diplomat Success Challenge di Jakarta, Jumat.
Selain minimnya koneksi ke rantai pasok global, Apindo juga menyoroti sejumlah hambatan fundamental yang dihadapi UMKM.
Berdasarkan survei yang dilakukan Apindo terhadap lebih dari 2.000 perusahaan pada 2024 menunjukkan bahwa 51 persen UMKM menghadapi keterbatasan akses keuangan dan modal. Proses birokratis yang rumit, biaya pinjaman yang tinggi, serta persepsi risiko yang melekat pada UMKM menjadi penghalang utama.
Akibatnya, lebih dari 80 persen UMKM masih sangat bergantung pada pendanaan pribadi untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka.
Tidak hanya itu, 35 persen UMKM mengeluhkan kesulitan dalam akses pasar, pemasaran, dan promosi. Ironisnya, saat ini hanya 9 persen UMKM yang memiliki akses ke alat produksi dan teknologi yang sesuai.
“Jadi ini mungkin juga masukan yang kami mau sampaikan ke Kementerian UMKM. Seperti yang semua sudah ketahui, yang sekarang kita sama-sama cari adalah solusinya bagaimana supaya angka-angka ini bisa diperbaiki,” kata Shinta.
Menanggapi kondisi ini, Kementerian UMKM menyatakan siap untuk menjadi integrator dan kolaborator dari kementerian teknis lainnya untuk meningkatkan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Usaha Bidang Menengah Kementerian UMKM Bagus Rachman mengatakan bahwa Kementerian UMKM saat ini sedang membentuk holding UMKM untuk memperkuat kemitraan rantai pasok antara UMKM dan usaha besar.
Bagus menjelaskan holding UMKM ini akan menjalankan fungsi utama, yaitu sebagai agregator, inkubator, pemasar dan distributor, serta jembatan ke akses pembiayaan.
Bagus menyebut konsep ini akan diuji coba melalui 10 sektor prioritas, diawali dengan sektor kelautan dan perikanan, serta menyusul sektor pertanian.
Baca juga: UMKM boleh kelola tambang tetapi harus ada pendampingan intensif
Baca juga: Mendiktisaintek buka peluang UMKM berkiprah melalui pendidikan tinggi
Baca juga: Apindo sebut hilirisasi hingga UMKM jadi agenda strategis pacu ekonomi
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
sources references https://www.antaranews.com/berita/4898437/apindo-hanya-4-persen-umkm-indonesia-terhubung-rantai-pasok-global