Media Tawangsari

Kelompok Informasi Masyarakat

KDMP: Menakar, Menalar, Dan Menggerakkan Koperasi Desa Merah Putih

Pendahuluan

Buku “Menakar Menalar KDMP” yang diterbitkan oleh KODE Indonesia, berfungsi sebagai catatan sejarah kolektif mengenai kelahiran Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Buku ini merekam refleksi dari 141 Tenaga Pendamping Profesional (TPP) yang tersebar di 112 kabupaten/kota dan 28 provinsi di Indonesia. Para TPP ini, yang terdiri dari Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD), serta Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional, berbagi pengalaman mereka dalam menyulut gerakan KDMP dari bawah.

Kelahiran KDMP berawal dari kesadaran bahwa desa tidak hanya membutuhkan dana, tetapi juga alat untuk menjadi mandiri dan berdaulat. Di tengah program-program top-down yang sering kali gagal, KDMP hadir sebagai inisiatif akar rumput yang bertujuan menjadikan koperasi sebagai cara berpikir dan cara hidup masyarakat desa. Gagasan koperasi ini lahir dari keprihatinan kolektif para pendamping, aktivis, dan warga desa yang menyadari bahwa meskipun dana desa telah signifikan, ekonomi rakyat masih lemah dan dikendalikan oleh pihak luar.

Menakar Potensi Desa

Lebih dari Sekadar Angka Buku ini menekankan bahwa potensi desa tidak hanya diukur dari data statistik seperti luas lahan atau jumlah penduduk. Bagi para TPP, potensi desa adalah kekuatan hidup yang bisa dikelola melalui sebuah kelembagaan yang adil, yaitu koperasi. Refleksi para TPP menunjukkan beragam potensi yang dapat menjadi fondasi ekonomi KDMP:

  • Pertanian dan Perkebunan: Mayoritas desa memiliki potensi ini, namun seringkali hasil panen dijual mentah dengan harga murah. KDMP dapat menjadi lembaga yang mengelola pasca-panen, meningkatkan nilai tambah, dan menjembatani petani dengan konsumen akhir.
  • Peternakan dan Perikanan: Potensi ini sering terabaikan. KDMP dapat membantu mengelola pembibitan, pakan, hingga pemasaran hasil ternak dan ikan secara kolektif.
  • UMKM dan Produk Kreatif: Banyak UMKM desa menghadapi masalah kemasan, perizinan, dan akses pasar. Koperasi bisa berperan sebagai agregator dan inkubator yang membantu legalitas, pemasaran terpusat, dan branding bersama.
  • Ekowisata dan Sosial Budaya: Desa-desa memiliki keindahan alam dan tradisi unik yang potensial untuk pariwisata. KDMP dapat menjadi pengelola unit jasa wisata dengan prinsip partisipasi masyarakat dan pelestarian budaya.
  • Layanan Publik dan Kebutuhan Dasar: KDMP dapat menjadi lembaga yang mengendalikan distribusi kebutuhan dasar seperti LPG, pupuk, dan sembako, yang selama ini dikuasai oleh agen luar desa.

Ini menunjukkan bahwa KDMP bukan sekadar lembaga, melainkan alat untuk mengaktivasi potensi yang sudah ada menjadi kekuatan ekonomi riil yang menyejahterakan warga.

Menalar Tantangan dan Strategi Lapangan

Perjalanan KDMP tidaklah mulus. Tantangan yang dihadapi para TPP terbagi menjadi beberapa kategori:

  • Tantangan Struktural: Sistem kelembagaan desa belum sepenuhnya mendukung koperasi. Beberapa pemerintah desa bersikap skeptis atau pasif, dan ketiadaan peraturan desa (Perdes) pendukung membuat alokasi anggaran dan sinergi program sulit dilakukan.
  • Tantangan Kultural: Pengalaman buruk dengan koperasi di masa lalu (KUD, simpan pinjam) menciptakan trauma dan apatisme di kalangan warga. Selain itu, dominasi elite lokal yang merasa terancam dengan lahirnya kekuatan ekonomi baru menjadi hambatan.
  • Tantangan Teknis dan Relasional: Banyak pengurus belum memiliki kapasitas manajemen dan akuntansi. Koordinasi antaraktor juga sering tidak lancar, membuat TPP harus berperan sebagai mediator dan fasilitator.

Untuk mengatasi tantangan ini, TPP menggunakan berbagai strategi pendampingan yang tidak kaku:

  • Edukasi dan Dialog: TPP memulai dengan diskusi sederhana di warung kopi atau arisan, menjelaskan prinsip koperasi dalam bahasa lokal.
  • Pemanfaatan Tokoh Lokal: Menggandeng tokoh informal seperti guru, tokoh adat, atau petani senior untuk menyampaikan gagasan koperasi.
  • Pendekatan Budaya: Mengintegrasikan nilai-nilai koperasi dengan tradisi yang sudah hidup di desa, seperti gotong royong dan musyawarah. TPP juga menggunakan pendekatan agama untuk menanamkan nilai moral koperasi.
  • Membangun Kapasitas: TPP berperan sebagai arsitek kelembagaan awal, membantu menyusun struktur organisasi dan rencana kerja, serta memberikan pelatihan sederhana.

KDMP: Sebuah Gerakan Kultural

Buku ini secara konsisten menekankan bahwa KDMP adalah gerakan sosial dan budaya, bukan sekadar program ekonomi. Keberhasilan KDMP sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk menyatu dengan struktur sosial dan nilai-nilai lokal. Peran TPP sangat krusial dalam hal ini:

  • Katalisator Kesadaran: TPP membangkitkan kesadaran warga bahwa mereka dapat mengelola ekonomi secara kolektif.
  • Penjaga Nilai dan Integritas: TPP memastikan koperasi berjalan dengan prinsip transparansi dan keadilan, mencegah dominasi elite.
  • TPP menjembatani generasi tua yang konservatif dengan generasi muda yang melek digital, memastikan koperasi relevan di masa kini dan masa depan.

Visi KDMP Ideal: Cita-Cita Bersama

KDMP yang ideal, menurut para TPP, adalah koperasi yang berprinsip demokratis, transparan, dan berpihak pada warga miskin. Koperasi ideal ini juga harus memiliki struktur yang sederhana dan partisipatif, serta memulai usaha secara bertahap sesuai kebutuhan lokal. Poin krusial lainnya adalah KDMP harus lahir dari, oleh, dan untuk warga.

Rekomendasi Konkret untuk Semua Pihak Berdasarkan pengalaman di lapangan, buku ini memberikan rekomendasi praktis bagi berbagai pemangku kepentingan:

  • Pemerintah Desa: Mengintegrasikan KDMP ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan mengalokasikan dana operasional awal.
  • Pemerintah Pusat: Menetapkan KDMP sebagai kebijakan prioritas nasional dan menyederhanakan proses legalisasi.
  • TPP: Berfokus pada pembangunan kesadaran sebelum legalitas, menggunakan pendekatan budaya, dan mendokumentasikan setiap proses sebagai bahan pembelajaran.
  • Anggota Koperasi: Aktif berpartisipasi dalam rapat, menyampaikan pendapat, dan mengawasi kinerja pengurus.

Penutup

Pada akhirnya, KDMP adalah cerminan dari gagasan bahwa perubahan sejati dimulai dari bawah. Ini adalah gerakan yang dibangun bukan dengan anggaran besar, tetapi dengan kepercayaan dan kerja bersama. Buku ini adalah bukti bahwa KDMP adalah harapan baru bagi ekonomi desa yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat. Setiap orang, dari warga desa hingga pembuat kebijakan, memiliki peran untuk memastikan gerakan ini terus tumbuh dan menjadi pilar pembangunan nasional yang sesungguhnya.

Berikut kami bagikan Buku Desa terkait dengan KDMP dengan judul Menakar, Menalar, dan Menggerakkan Koperasi Desa Merah Putih sebagai peran terhadap TPP dalam format Adobe Reader (.pdf) yang dapat Anda unduh secara gratis di website ini.

buku_kopdes_merah_putih.pdf933 KB

dokumen_kopdes_merah_putih.zipunlimited

Info!Simak dan dapatkan dokumen/file sesuai kebutuhan Desa Anda langsung dari ponsel! Akses Cipta Desa WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar perkembangan desa. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp di ponsel Anda.

sources references https://www.ciptadesa.com/kdmp-menakar-menalar-dan-menggerakkan-kopdes-merah-putih/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *